Kamis, 01 September 2011

KUMPULAN DO'A-DO'A SHOLAT

Do'a Setelah Wudhu


أشهد أن لا إله إلا الله وحده لاشريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله -رواه مسلم

Asyhadu alaa illaha illallahu wahdahu laa syariikallah wa asyhadu anna muhamadan 'abduhu wa rasuluuh- HR. Muslim

"Aku ersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah yang maha esa tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi sesungguhnya muhammad (adalah) hamba-Nya dan rasul-Nya"

Keterangan:
1. Pada dasarnya bacaan tersebut adalah pernyataan (bukan do'a) bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah
    kecuali Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad itu adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya
2. Membaca do'a tersebut tidak mesti dengan mengangkat tangan dan menghadap kiblat
3. Jaminan  dari do'a tersebut jika betul-betul dihayati dan direalisasikan, adalah dibukakan pintu-pintu surga
    yang delapan, dan dipersilahkan masuk dari pintu mana yang ia kehendaki
4. Tambahan:
 .... أللهم اجعلني من التوابين واجعلني من
    adalah hadits riwayat Tirmidzi. menurut at-Tirmidzi sendiri, tambahan tersebut haditsnya Mudhtharib         
    (goncang) tidak sah sedikit pun juga. dengan demikian do'a wudhu itu cukup sebagaimana diatas.
5. Setelah tayamum tidak mesti membaca do'a tersebut karena tidak ada dalilnya. jika diqiyaskan kepada
    wudhu tidak boleh, karena tidak ada qiyas dalam ibadah.

Do'a Setelah Adzan

اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة ة آت محمدا الوسيلة والفضيلة وابعثه مقاما محمودا الذى وعدته - رواه البخارى
Allahumma rabba hadzihidda'wati taamah washolaatil qooimah aati muhammad alwashilati wal fadhilati wa'ashu mqooman mahmudanilladzi wa a'dtah

" Ya Allah yang yang mempunyai panggilan yang sempurna ini (adzan) dan shalat yang tegak berikanlah kedudukan yang tinggi dan kemuliaan kepada muhammad dan bangkitkanlah dia (dihari akhir) pada tempat yang terpuji yang telah engkau janjikan" (HR Bukhari)

Keterangan: setelah
1. Tambahan  والدرجة الرفيعة  setelah  الفضيلة tidak ada dalilnya.
    Tambahan إنك لاتخلف الميعاد diakhirnya tidak diyakini keshahihannya.
2. Isi do'a tersebut ditujukan untuk Nabi
3. Bagi yang berdo'a dengan do'a tersebut dijamin akan mendapatkan syafaat Nabi dihari qiyamah
4. Yang sedang haid juga tidak terlarangberdo'a dengan do'a terseut 
5. Diwaktu mendengarkan adzan diperintahkan untuk mengikuti lafadz adzan kecuali pada lafadz: 
    حي على الصلاة  dan حي على الفلاح  dengan lafadz لاحول ولا قوة إلا بالله 
6. Setelah adzan, dianjurkan membaca shalawat kepada nabi dan berdo'a, tentu saja dengan perlahan 
7. Antara adzan dan iqamah ada saat dikabulkan do'a 
8. Ucapan أقامها الله وأدامها  diwaktu mendengar iqamah قد قامت الصلاة tidak terdapat hadits yang   
    shohih.

Sabtu, 27 Agustus 2011

Program Tahsin Tilawah


(Perbaikan Bacaan Al-Quran)
MARHALAH I
(Dasar-dasar Tahsin)
Target:
1. Setiap siswa mampu mengatasi kesalahan-kesalahan umum yg sering dilakukan oleh para
    pembacaAl-Quran.
2. menguasai muqaddimah ilmun tajwid.
3. mampu membaca dengan baik beberapa surat pendek.

  • Kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi dalam membaca Al-Quran :
1. Tidak konsisten ketika membaca tanda-tanda panjang/Mad
2. tidak seimbang ketika menggunahkan huruf
3. Pengucapan vokal yang tidak sempurna
4. Pengucapan huruf-huruf sukun yang mantul
  • Faktor penyebab terjadinya kesalahan :
1. Sistem pengajaran yang tidak manhaji
2. Kecenderungan memprioritaskan lagu
3. ketidaktahuan
4. Belum lancar membaca Al-Quran

PERBAIKAN KESALAHAN-KESALAHAN UMUM 

Cara mengatasi ketidakkonsistenan dalam membaca tanda-tanda panjang/mad
Ayun suara, tidak kepanjangan ketika menemukan tanda-tanda panjang berikut :

ا- و- ي

Jumat, 26 Agustus 2011

Tata Bahasa Arab

أَقْسَامُ الْكَلِمَةُ
PEMBAGIAN KATA
Semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:

1. Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".
Contoh: م - س - ج - د
2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut "kata".
Contoh: مَسْجِدٌ (= masjid)
3. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut "kalimat".
Contoh: أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya shalat di masjid)
Dalam tata bahasa Arab, "kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar:
1. ISIM (
اِسْم ) atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)
2. FI'IL ( فِعْل ) atau "kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ (= saya shalat)
3. HARF ( حَرْف ) atau "kata tugas". Contoh: فِيْ (= di, dalam)
Penggunaan istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah dipakai untuk sekadar mendekatkan pengertian.

اِسْم عَلَمُ
ISIM 'ALAM (Kata Benda Nama)
Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari seseorang atau sesuatu. Di bawah ini beberapa contoh Isim 'Alam (nama), bacalah dengan suara nyaring dan jelas satu persatu:
مُحَمَّد - آدَم - إِدْرِيْس - نُوْح - إِبْرَاهِيْم - إِسْمَاعِيْل - إِسْحَاق - يَعْقُوْب - يُوْسُف - مُوْسَى - سُلَيْمَان - يُوْنُس - عِيْسَى - مَرْيَم - خَدِيْجَة - عَائِشَة - فَاطِمَة - عُمَر - عُثْمَان - جِبْرِيْل - مِيْكَال - لُقْمَان - زَيْد - فِرْعَوْن - قَارُوْن - إِبْلِيْس - عِفْرِيْت - مَكَّة - مَدِيْنَة
Cari dan tuliskanlah Isim-isim Alam yang lain yang anda temukan dan ketahui!


مُذَكَّر - مُؤَنَّث
MUDZAKKAR (Laki-laki) - MUANNATS (Perempuan)
Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).
Contoh Isim Mudzakkar Contoh Isim Muannats
عِيْسَى (= 'Isa) مَرْيَم
(= Maryam)
اِبْنٌ
(= putera)
بِنْتٌ (= puteri)
بَقَرٌ (= sapi jantan) بَقَرَةٌ (= sapi betina)
بَحْرٌ (= laut) رِيْحٌ (= angin)
Dari segi bentuknya, Isim Muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:
a) Ta Marbuthah ( ة ). Misalnya: فَاطِمَة (=Fathimah), مَدْرَسَة (=sekolah)
b) Alif Maqshurah ( ى ). Misalnya: سَلْمَى (=Salma), حَلْوَى (=manisan)
c) Alif Mamdudah ( اء ). Misalnya: أَسْمَاء (=Asma'),  سَمْرَاء (=pirang)
Namun adapula Isim Muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas.
Misalnya: رِيْحٌ (= angin), نَفْسٌ (= jiwa, diri), شَمْسٌ (= matahari)
Bahkan ada pula beberapa Isim Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah.
Contoh: حَمْزَة (= Hamzah), طَلْحَة (= Thalhah), مُعَاوِيَة (= Muawiyah)
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal kosakata yang baru anda temukan!


مُفْرَد - مُثَنَّى - جَمْع
MUFRAD (Tunggal) - MUTSANNA (Dual) - JAMAK
Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:
1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.
Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( نِ ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:
Mufrad Tarjamah Mutsanna Tarjamah
رَجُلٌ = seorang laki-laki رَجُلاَنِ = dua orang laki-laki
جَنَّةٌ = sebuah kebun جَنَّتَانِ = dua buah kebun
مُسْلِمٌ = seorang muslim مُسْلِمَانِ = dua orang muslim
مُسْلِمَةٌ = seorang muslimah مُسْلِمَتَانِ = dua orang muslimah
Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam:
1. JAMAK SALIM ( جمْع سَالِم ) yang bentuknya beraturan:
Mufrad Tarjamah Jamak Tarjamah
اِبْنٌ = seorang putera
بَنُوْنَ
= putera-putera
بِنْتٌ = seorang puteri بَنَاتٌ = puteri-puteri
مُسْلِمٌ = seorang muslim مُسْلِمُوْنَ = muslim-muslim
مُسْلِمَةٌ = seorang muslimah مُسْلِمَاتٌ = muslimah-muslimah
2. JAMAK TAKSIR (جَمْع تَكْسِيْر ) yang bentuknya tidak beraturan:
Mufrad Tarjamah Jamak Tarjamah
رَسُوْلٌ
= seorang rasul رُسُلٌ = rasul-rasul
عَالِمٌ = seorang alim عُلَمَاءُ = orang-orang alim
رَجُلٌ = seorang laki-laki رِجَالٌ = para laki-laki
اِمْرَأَةٌ = seorang perempuan نِسَاءٌ = perempuan-perempuan
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!


اِسْم إِشَارَة
ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk)
Untuk lebih memahami penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan Jamak dalam pengelompokan Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk dan Isim Maushul atau Kata Sambung.
Pertama, Isim Isyarah. Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:
1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: هَذَا (=ini).
Contoh dalam kalimat: هَذَا كِتَابٌ (= ini sebuah buku)
2)
Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ (=itu).
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ (= itu sebuah buku)
Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka:
1) هَذَا menjadi: هَذِهِ (=ini). Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (= ini sebuah majalah)
2) ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (=itu). Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (= itu sebuah majalah)
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:
1) هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (= ini dua buah buku)
2) هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh: هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (= ini dua buah majalah)
3) ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh: ذَانِكَ كِتَابَانِ (= itu dua buah buku)
4) تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh: تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (= itu dua buah majalah)
Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua):
1) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah tidak berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَذِهِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat dan تِلْكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh dalam kalimat:
هَذِهِ كُتُبٌ (= ini buku-buku); هَذِهِ مَجَلاَّتٌ (= ini majalah-majalah)تِلْكَ كُتُبٌ (= itu buku-buku); تِلْكَ مَجَلاَّتٌ (= itu majalah-majalah)
2) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَؤُلاَءِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat dan أُلَئِكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh dalam kalimat:
هَؤُلاَءِ طُلاَّبٌ (= ini siswa-siswa); هَؤُلاَءِ طَالِبَاتٌ (= ini siswi-siswi)أُلَئِكَ طُلاَّبٌ (= itu siswa-siswa); أُلَئِكَ طَالِبَاتٌ (= itu siswi-siswi)
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!


اِسْم مَوْصُوْل
ISIM MAUSHUL (Kata Sambung)
Isim Maushul (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini diwakili oleh kata: "yang".
Bentuk asal/dasar dari Isim Maushul adalah: الَّذِيْ (=yang). Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushul dalam menggabungkan dua kalimat di bawah ini:
Kalimat I
جَاءَ الْمُدَرِّسُ
= datang guru itu
Kalimat II اَلْمُدَرِّسُ يَدْرُسُ الْفِقْهَ = guru itu mengajar Fiqh
Kalimat III جَاءَ الْمُدَرِّسُ الَّذِيْ يَدْرُسُ الْفِقْهَ
= datang guru yang mengajar Fiqh
Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushul: الَّذِيْ
Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Muannats maka: الَّذِيْ menjadi: الَّتِيْ
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَةُ الَّتِيْ تَدْرُسُ الْفِقْهَ
= datang guru (pr) yang mengajar Fiqh itu
Bila Isim Maushul itu digunakan untuk Mutsanna (Dual) maka:
1) الَّذِيْ menjadi:  الَّذَانِ sedangkan  الَّتِيْ menjadi:  الَّتَانِ
جَاءَ الْمُدَرِّسَانِ الَّذَانِ يَدْرُسَانِ الْفِقْهَ
= datang dua orang guru (lk) yang mengajar Fiqh itu
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَتَانِ الَّتَانِ تَدْرُسَانِ الْفِقْهَ
= datang dua orang guru (pr) yang mengajar Fiqh
Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Jamak maka:
1) الَّذِيْ menjadi:  الَّذِيْنَ sedangkan: الَّتِيْ  menjadi: اللاَّتِيْ/اللاَّئِيْ
جَاءَ الْمُدَرِّسُوْنَ الَّذِيْنَ يَدْرُسُوْنَ الْفِقْهَ
= datang guru-guru (lk) yang mengajar Fiqh itu
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَاتُ اللاَّتِيْ يَدْرُسْنَ الْفِقْهَ
= datang guru-guru (pr) yang mengajar Fiqh itu
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!


نَكِرَة - مَعْرِفَة
NAKIRAH (Sebarang) - MA'RIFAH (Tertentu)
Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua:
1) ISIM NAKIRAH atau kata benda sebarang atau tak dikenal (tak tentu).
2) ISIM MA'RIFAH atau kata benda dikenal (tertentu).
Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya yang bertanwin ( ً  ٍ  ٌ  ). Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnya.
Contoh Isim Nakirah: بَيْتٌ  (= sebuah rumah), وَلَدٌ  (= seorang anak)
Contoh Isim Ma'rifah: اَلْبَيْتُ  (= rumah itu), اَلْوَلَدُ (= anak itu)
Coba bandingkan dan perhatikan perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim Ma'rifah dalam dua buah kalimat di bawah ini:
ذَلِكَ بَيْتٌ. اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ.
= Itu sebuah rumah. Rumah itu baru.
جَاءَ وَلَدٌ. اَلْوَلَدُ مُؤَدِّبٌ.
= Datang seorang anak. Anak itu sopan.
Selain Isim yang berawalan Alif-Lam, yang juga termasuk Isim Ma'rifah adalah:
1. ISIM 'ALAM (Nama). Semua Isim 'Alam termasuk Isim Ma'rifah, meskipun diantara Isim 'Alam tersebut ada yang huruf akhirnya bertanwin.
Contoh:  أَحْمَدُ  (= Ahmad), عَلِيٌّ (= Ali), مَكَّةُ (= Makkah)
2. ISIM DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu kata yang mewakili atau menggantikan penyebutan sesuatu atau seseorang atau sekelompok benda/orang.
Contoh: أَنَا  (= aku, saya), نَحْنُ (= kami, kita), هُوَ (= ia, dia)
Isim Dhamir ini kelak akan dibahas tersendiri secara terinci.

Selasa, 23 Agustus 2011

Pelajaran Ushul Fiqih

Bahan Ajar : Asal dan Far'u

ْ
الاْصل لغة :  ما بني عليه غيره

Asal menurut bahasa ialah sesuatu yang dibangun diatasnya yang lainnya

الفرع مابني على غيره

Cabang ialah yang dibangun diatas yang lain (asal)

الاْصل إصطلاحا يقال على الدليل و القائدة الكلية

Asal menurut istilah disebut dalil dan qaidah kuliyyah

Penjelasan:
الاْصل artinya pokok, pangkal, dasar atau pondasi misalnya, pondamen sebuah rumah dikatakan asal karena tempat tegaknya rumah, dan akar pada pohon disebut asal karena tempat tegaknya pohon.
الفرع artinya cabang yang ada diatas asal. misalnya, tiang rumah adalah cabang, sedangkan pondamen sebagai asal. pohon adalah cabang dan asalnya adalah akar. jadi, tidak akan tegak cabang apabila tidak ada asal, tidak akan tegak rumah kalu tidak ada pondamen, dan pohon tidak akan tubuh kalau tidak ada akar.

Asal dalam ushul fiqih disebut dalil, artinya landasan hukum, atau disebut juga kaidah kuliyah artinya dasar-dasar hukum atau aturan-aturan hukum yang bersifat umum

Bahan Ajar : Pengertian Ushul Fiqih

ألفقه لغة : ألفهم
Fiqih secara bahasa ialah paham

واصطلاحا : ألعلم بالأحكام الشرعية التي طريقها الإجتهاد 
Dan menurut istilah adalah mengetahui hukum-hukum syara' (agama) dengan jalan ijtihad 

أصول الفقه : دليل الفقه على سبيل الإجتمال 
Ushul Fiqih ialah dalil fiqih dengan jalan ijmal/umum

Penjelasan : 
Fiqih ialah pemahaman atau ilmu tentang hukum-hukum syara' yang berhubungan dengan amal perbuatan serang mukallaf. seperti mengetahui hukum wajib, haram, sunnah, makruh, mubah dengan jalan ijtihad.
Mukallaf ialah yang dibebani hukum. mereka adalah orang muslim yang sudah balig, berakal atau dewasa.

Ijtihad ialah segala usaha untuk mengetahui dan mengeluarkan hukum syara' dari al-Quran dan as-Sunnah.
Ushul Fiqih ialah dalil-dalil atau qaidah-qaidah yang dipergunakan untuk mengeluarkan dan menyimpulkan hukum.

Ijmal ialah secara umum, belum dibahas secara rinci.